Laman

Minggu, 01 Mei 2011

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Budidaya Kelapa Sawit


Pohon kelapa sawit tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

* Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
* Mesoskarp, serabut buah
* Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).


Syarat Hidup

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
- Curah hujan minimum 1000-1500 mm /tahun, terbagi merata sepanjang
tahun.
- Suhu optimal 26°C.
- Kelembaban rata-rata 75 %.
- Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi
dan draenasenya baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan
padas.
- pH tanah antara 5,5 - 7,0.


P E M B I B I T A N
a. Pengecambahan Biji.
- Biji dipanaskan dalam germinator selama 60 hari dengan suhu tetap 39oC
dan kadar air 18%.
- Kemudian biji direndam dalam air mengalir selama 6 hari, hingga kadar air
naik menjadi 24%.
- Selanjutnya biji dikeringkan selama 3 jam dalam ruangan yang teduh.
- Biji dimasukkan dalam kantong plastik ukuran 38 x 39 cm sebanyak 500
biji, kemudian ditutup rapat
- Setelah 10-14 hari, biji mulai berkecambah.
- Biji yang belum berkecambah pada umur 30 hari dibuang saja.
- Kecambah yang tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan,
tumbuhnya lurus serta bakal daun dan bakal akarnya berlawanan arah.
b. Persemaian dan Pembibitan
- Kecambah dipindahkan kekantong plastik ukuran 14 x 22 cm dengan
tebal 0,08 mm.
- Isilah polybag dengan tanah lapisan atas yang dibersihkan dari kotoran
dan dihancurkan sebelumnya.
- Lakukan penyiraman polybag sebelum penanaman kecambah dan
selanjutnya pada setiap pagi dan sore setelah penanaman.
- Buatlah lobang tanam sedalam 3 cm.
- Buatlah naungan persemaian setinggi 2,5 m
- Setelah bibit berumur 3 bulan dipindahkan kedalam polybag yang besar
dengan ukuran 40 x 50 cm, tebal 0,2 mm
PENGATURAN JARAK TANAM

Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas,kualitas dan lamanya penyinaran merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan morfologi. Tanaman yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (otiolasi),habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.
Populasi per hektar yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis).
Dengan demikian maka pengaturan jarak tanam amatlah penting.
- Lahan diolah sebaik mungkin, dibersihkan dari semak-semak dan rumputrumput
liar.
- Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60
cm, 2 minggu sebelum tanam dengan jarak 9 x 9 x 9 m membentuk
segitiga sama sisi.
- Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1
kg/lobang.
- Lobang tanam ditutup kembali dan jangan dipadatkan.

P E N A N A M A N
- Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik
dibuka.
- Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi
kerusakan.
- Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk
mengurangi penquapan.
- Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.

PEMELIHARAAN TANAMAN
- Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan
tanaman baru yang seumur dengan tanaman yang mati.
- Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3
tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.
- Penyiangan gulma dilakukan 1 bulan sekali.
- Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage.
- Sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk
berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun.
- Lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim
penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman.
- Hama-hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat
Kantong; Metisaplama, Mahasena Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna,
Setora nitens, Dasna trina. Sedangkan penyakitnya busuk tandan
Marasmius sp. Hama ulat kantong dikendalikan dengan insektisida yang
mengandung bahan aktif metamidofos 200/liter atau 600 g/liter, hama ulat
api dengan insektisida yang mengandung bahan aktif permetrin 20 g/liter
dan monokrotofos 600 g/lite.
- Potonglah daun yang sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari lebih
merata, mempermudah penyerbukan alami, memudahkan panen dan
mengurangi penguapan.

Hasil Tanaman

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.

Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar